Dahulu kala disekitar Gunung Toba, hiduplah seorang Pemuda yang sehari-harinya bekerja sebagai petani. Pemuda ini masih hidup sendirian alias bujangan, semua pekerjaan silakukannya sendiri mulai dari memasak, mencuci dan lain sebagainya.
Suatu hari pergilah si Pemuda memancing ke sungai yang ada di dekat gunung tersebut. Lama tidak mendapat ikan membuat si Pemuda bosan dan ingin pulang ke rumahnya, baru beranjak dari tempat duduknya si Pemuda melihat tali kailnya diseret-seret oleh ikan. Dengan sangat hati-hati, takut ikannya lepas, si Pemuda menarik kailnya dan alangkah
senangnya Dia mendapatkan seekor ikan mas yang besar.Si Pemuda pun pulang dan Dia meletakkan ikan mas-nya di dalam wadah yang ada airnya, pikirnya biar ikannya hidup dan nanti kalau dimasak rasanya lebih manis. Bergegas Dia pun pergi ke ladang untuk memetik bumbu yang akan dipakai untuk masak ikan mas tadi.
Ketika si Pemuda masih berada di ladang, tiba-tiba ikan masnya berubah menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Melihat rumah si Pemuda berantakan, dia pun membenahi rumah tersebut, merapihkan pakaiannya, mencuci piring yang tergeletak berantakan. Kemudian Dia pun memasakkan makanan untuk si Pemuda tadi.
Tidak berapa lama si Pemuda pulang dari ladang, setiba di depan pintu rumahnya dia mendengar ada suara seperti ada orang di dalam rumahnya. Si Pemuda pun berpikir ada maling di rumahnya sebab selama ini tidak ada orang lain yang tinggal di rumah itu selain Dia. Dia pun mengambil balok kayu dan perlahan-lahan mendekati arah datangnya suara tersebut. Tetapi betapa terkejutnya Dia ketika melihat ada seorang gadis cantik berada di dapur rumahnya dan disebelahnya ada tulang-tulang ikan mas. Si Pemuda pun mendadak marah , pikirnya gadis inilah yang memakan ikan tersebut, padahal Dia sudah lapar dan capek-capek mancing ikan tersebut.
Si Pemuda pun membentak gadis tersebut,”Hei.. Siapa kamu? Ngapain kamu di rumah saya, kamu menuri ikan saya ya?” hardik si Pemuda dengan suara keras.
Mendengar ada suara membentaknya, si gadispun kaget dan menoleh ke arah pemuda tadi. Wow… si Pemuda pun terkesima melihat kecantikan gadis tersebut, begitu juga dengan si gadis terpana melihat wajah tampan si Pemuda.
Tetapi kemudian si Gadis berkata,”Maaf Bang, jangan marah ya, saya tidak mencuri ikan Abang tetapi ikan itu adalah Saya”.
“Hahh!!!!!”, si Pemuda itupun kaget dan tidak percaya. Tetapi si Gadis pun berusaha menjelaskan dan meyakinkan si Pemuda. Pendek kata si Pemuda pun yakin bahwa gadis tersebut adalah ikan mas hasil dia mancing pagi harinya.
Singkat cerita keduanya pun saling jatuh hati dan suatu hari si Pemuda pun meminang sang Gadis untuk menjadi istrinya. Ketika sedang istirahat sehabis makan siang, si Pemuda pun berkata,”Adik, kita kan sudah lama saling kenal, apakah kamu mau menjadi istri abang?”.
Sang gadispun merasa senang tetapi dia mengajukan syarat yang tidak boleh dilanggar si Pemuda. “Jika memang Abang serius ingin menjadikan saya sebagai istri Abang harus berjanji tidak akan pernah menyebutkan anak-anak kita anak ikan”, kata sang gadis. Si Pemudapun menyanggupinya dan akhirnya keduanya menjadi suami istri dan hidup bahagia.
Tidak berapa lama, lahirlah anak mereka seorang laki-laki. Hari demi hari si anak bertambah besar. Namun si Anak kerjanya main melulu, tidak pernah mendengarkan nasihat Bapaknya agar ikut membantu di sawah. Setiap si Bapak meminta istrinya agar menasehati anak mereka, si istri selalu membela anaknya. Sampai suatu hari karena si istri tidak bisa mengantar nasi untuk makan siang suaminya di ladang, si istri menyuruh anaknya untuk mengantar bekal ayahnya.
Ibunya berpesan,”Nak kamu antar ini ke Bapakmu di ladang ya, jangan main dulu sebelum kamu mengantarkannya”. Si anak mengiyakannya sembari pergi membawa nasi bekal Bapaknya ke ladang. Di tengah perjalanan Dia pun melihat teman-temannya bermain dan langsung lupa nasihat ibunya. Saking capeknya main bersama temannya si Anak lapar, kemudian dia memakan nasi bekal ayahnya.
Di ladang, si ayahpun sudah menahan lapar karena sudah lewat tengah hari si istri belum juga mengantar makanannya. Di memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon mangga yang ada di dekat ladangnya. Ketika dia duduk dari kejauhan dia melihat anaknya datang membawa bekal untuknya. Dengan senangnya dia memanggil anaknya,”Nak… cepatlah Bapak sudah lapar nih”. Begitu si Anak sampai si Ayah sudah tidak sabar lagi dan segera mengambil dan membuka bungkusan yang dibawa anaknya. Betapa kagetnya dia ketika dia buka ternyata bungkusannya berisi sisa-sisa nasi dan tulang ikan bekas dimakan anaknya. Karena saking kesalnya, Si Ayah pun naik pitam dia memaki-maki anaknya dengan segala perkataan-perkataan kasar. Tidak puas sampai di situ, si Ayah memaki anaknya dengan kata-kata yang melanggar janjinya. “Dasar kamu anak ikan, gak pernah bisa dinasehatin sama orang tua”, begitu si Ayah memaki anaknya. Mendengar dirinya disebut anak ikan, si anak pun menangis makin kencang sembari berlari pulang.
Sesampai di rumah si ibu bingung melihat anaknya menangis, diapun menanyakan mengapa anaknya tersebut menangis. “Nak, mengapa kamu menangis sedih begitu?”, demikian tanya si Ibu. Si Anak pun balik bertanya kepada ibunya, “Apa benar Bu, saya anak ikan? Tadi di ladang Bapak bilang kalau saya anak ikan”.
Mendengar apa yang diucapkan anaknya sontak kagetlah si Ibu dan tidak percaya bahwa Suaminya telah melanggar janji yang sudah mereka buat. Merasa sedih suaminya telah melanggar janjinya, diapun menangis terus menerus tidak henti-henti. Si Ibu menyuruh agar anaknya pergi ke tempat yang paling tinggi.
Janji sudah dilanggar, maka hukuman pun dijatuhkan. Si ibu menangis terus menerus, bersamaan dengan itu turunlah hujan badai yang begitu kencang disertai halilintar yang tidak berhenti-henti. Maka tenggelamlah seluruh daratan yang ada disekitar gunung tersebut. Karena danau tersebut berada di daerah gunung Toba, maka disebutlah Danau Toba.
Cerita ini saya ceritakan ulang menurut cerita yang pernah saya dengar dan saya tahu, mungkin ada perbedaan dari versi-versi yang sudah ada, tetapi pada dasarnya inti dari cerita ini adalah sama yaitu “JANGAN SEMBARANGAN BUAT JANJI KALAU TIDAK BISA DITEPATI”
----00--- HORAS ----00---